Gerakan Non-Blok: Pendiri, Latar Belakang dan Pengaruh

Perang dingin yang terjadi membuat negara-negara "dunia ketiga" khawatir terseret dalam polarisasi dua kekuatan besar yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Negara-negara "dunia ketiga" bersatu dalam sebuah gerakan yang menjalankan kebijakan luar negerinya tidak memihak kepada siapapun atau dengan kata lain tidak beraliansi dengan blok barat maupun blok timur. Gerakan negara-negara tersebut adalah Gerakan Non-Blok / Non Aligned Movement yang berdiri pada tanggal 1 September 1961.


Sejarah Awal

Gerakan ini bermula pada pertemuan Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Pertemuan disana mendeklarasikan anggota KAA yang hadir pada saat itu berjumlah 29 negara tidak ingin terlibat dalam konfrontasi perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Jika terlibat dalam konfrontasi perang dingin maka akibatnya sangat beresiko bagi negara tersebut.

Adapun prinsip-prinsip GNB yang dijabarkan oleh Jawaharlal Nehru adalah : 
  1. Saling menghormati teritorial
  2. Perjanjian Non-agresi
  3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
  4. Kesetaraan dan keuntungan bersama
  5. Menjaga perdamaian
Prinsip dasar tersebut menjadi acuan dalam Gerakan Non-Blok sehingga negara-negara yang menjadi anggota Non Blok harus saling menaati untuk terwujudnya perdamain dunia.

Tokoh Pendiri Gerakan Non-Blok

  1. Soekarno (Indonesia)
  2. Josep Broz Tito (Yugoslavia)
  3. Gamal Abdul Nasser (Mesir)
  4. Kwame Nkrumah (Ghana)
  5. Jawaharlal Nehru (India

Tujuan Gerakan Non-Blok

  1. Penentangan terhadap politik aphartheid (kebijakan politik rasial di Afrika Selatan)
  2. Tidak memihak pada pakta militer manapun
  3. Kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak

Perkembangan Gerakan Non-Blok

Setelah perang dingin GNB masih eksis dalam memperjuangkan beberapa hal seperti mengentaskan kemiskinan, pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup. Akan tetapi gerakan ini kehilangan "jiwanya" ketika anggotanya mulai bergabung kepada blok-blok yang sedah berseteru. Contohnya adalah Negara Kuba yang tergabung dengan blok timur atau Unisoviet, kemudian gerakan ini terpecah sepenuhnya ketika pada tahun 1979 Uni Soviet menginvasi Afganistan.

Pengaruh Gerakan Non-Blok Bagi Indonesia

  1. Indonesia semakin diperhitungkan dalam kancah politik internasional
  2. Meningkatnya kerjasama bilateral dan multilateral dengan anggota negara non-blok
  3. Mendaptakan transfer informasi dan teknologi dengan anggota negara non-blok
  4. Mendapatkan dukungan politik atas kedaulatan Negara Indonesia

Referensi 

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Indonesia / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014

Subscribe My Blog

Comments