Konferensi Asia Afrika: Sejarah, Tujuan, Pengaruh dan Peran Bangsa Indonesia




Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika yang kebanyakan dari anggotanya adalah negara-negara yang baru memperoleh kemerdekaan. Konferensi tersebut secara umum memiliki tujuan memajukan kerjasama ekonomi dan kebudayaan serta melawan polarisasi yang terjadi saat Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam perang dingin yang terjadi saat itu.

Sejarah Awal

Persaingan dalam perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang mengancam perdamaian dunia mendorong para pemimpin "negara dunia ketiga" untuk keluar dari tekanan kekautan blok barat dan blok timur. Perang dingin yang sedang berlangsung dikhawatirkan akan memicu neokolonisme, oleh karena itu para pemimpin menyelenggarakan pertemuan pada tahun 1954 di Srilangka (Konferensi Kolombo). Pada konferensi tersebut kemudian menjadi cikal bakal Konferensi Asia-Afrika. 

Berikut tokoh-tokoh menjadi pelopor dalam Konferensi Asia-Afrika :

  1. Ali Sastro Amidjojo (Perdana Menteri Indonesia)
  2. Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India)
  3. U Nu (Perdana Menteri Myanmar)
  4. Mohammad Ali (Perdana Menteri Pakistan)
  5. Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Srilangka)

Pada konferensi Kolombo, Perdana Menteri Sastro Amidjojo menyarankan untuk diadakan pertemuan yang lebih besar yang nantinya merujuk pada Konferensi Asia-Afrika. Pada tanggaal 18 - 24 April tahun 1955 teralisasilah pertemuan yang dimaksud. Konferensi Asia Afrika diadakan pertama kali di Kota Bandung.

Peserta Konferensi Asia-Afrika :

  1. Indonesia
  2. India 
  3. Burma
  4. Pakistan
  5. Srilangka
  6. Turki
  7. Afganistan
  8. Kamboja
  9. China
  10. Mesir
  11. Ethiopia
  12. Vietnam Utara
  13. Vietnam Selatan
  14. Ghana
  15. Irak 
  16. Iran
  17. Jepang
  18. Yordania
  19. Laos
  20. Lebanon
  21. Liberia
  22. Libya
  23. Nepal
  24. Philipina 
  25. Saudi Arabia
  26. Sudan
  27. Syria
  28. Thailand 
  29. Yaman
Negara peserta yang berasal dari Afrika berjumlah 6 negara (warna hijau) dan negara dari wilayah Asia berjumlah 23.

Tujuan Konferensi Asia-Afrika

  1. Mewujudkan perdamaian dunia
  2. Memperjuangkan nasib di negara-negara Asia-Afrika
  3. Memperkuat hubungan yang solid antar negara-negara Asia-Afrika

Konferensi Asia-Afrika di Bandung 18-24 April 1955

Dari Komferensi di Bandung disepakakti sepuluh butir kesepakatan yang dikenal dengan Dasasila Bandung, hasil kesepakatan tersebut adalah : 
  1. Menghormati hak-hak dasar manusia, asas serta tujuan yang termuat dalam piagam PBB
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
  3. Mengakui persamaan suku bangsa dan persamaan semua bangsa
  4. Tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri negara lain
  5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri
  6. Tidak menggunakan peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukanya terhadap negara lain
  7. Tidak melakukan ancaman agresi ataupun kekuasaan terhadap iintegritas negara lain
  8. Menyelesaikan segala perselisihan dengan jalan damai
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional

Pengaruh Konferensi-Asia Afrika

  • Menjadi penengah dalam perang dingin antara blok barat dan blok timur sehingga dapat mengurangi ketegangan antara negara adidaya Amerika Serikat dan Uni Sovier
  • Melahirkan Gerakan Non Blok (GNB) , gerakan ini menganggap tidak beraliansi terhadap kekuatan besar yang ada pada saat itu

Peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika 

Indonesia memiliki peran besar dalam KAA, yaitu : 
  1. Sebagai tuan rumah terselanggaranya KAA pertama kali yang diadakan di Bandung pada tahun 1955
  2. Sebagai pelaksana KAA
  3. Sebagai pelopor beridirnya KAA 

Referensi 

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Indonesia / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014





Subscribe My Blog

Comments